Heningnya malam seakan menjadi teman panjang untuk mengulang hari-hari yang telah dilewati. Hari ini, kemarin, dan ratusan hari-hari sebelumnya. Heningnya cukup untuk membuat seluruh isi pikiran dan hati beterbangan ke sana kemari. Semakin bertambah usia, semakin jauh dan dalam yang kita alami dan amati, malam-malam terasa lebih melelahkan dari sebelumnya. Hari demi hari bergumul dengan ego diri, bergesekan dengan ego orang lain, ditambahkan luka yang kita atau orang lain ciptakan. Kini, malam terasa amat terik. Isi kepala begitu menyengat. Sungguh butuh tempat untuk berteduh.